Artika Ningtyas

Apa yang terjadi kini bukan untuk kita bersedih tetapi jalan untuk kita berusaha gigih untuk mengubah nasib .Allah itu maha mengetahui.DIA tahu apa yang terjadi pada hambanya dan apa yang terbaik buat hambanya..Sedangkan hati kita terus resah memikirkan "permata" yang hilang dan berkecil hati,merintih dan terus bersedih.Seakan-akan kita hilang arah dan tidak berhenti memikirkan akan apa yang terjadi."Permata" bukanlah mudah untuk digapai dan diperolehi dengan hanya tangan kosong.

Kenapa hati resah ? Makanya pada siapa temat kita mengadu?.Allah atau hanya terus berdiam dan membisu.Kita ini ibarat tumbuhan yang  memerlukan cahaya matahari untuk hidup, memerlukan air untuk sentiasa tumbuh.Jika tanpa cahaya matahari dan air berkemungkinan tumbuhan  itu akan mati dengan cepat atau mungkin ia akan bertahan dalam tempo masa yang amat singkat.

Allah terlalu angkuh rasanya ketika kami mengeluh atas apa-apa yang engkau berikan.Terlalu banyak lembaran putih yang kami lupakan,sementara kami hanya memikirkan setitik noda. "Fabiayyi Aalaaa irobbikumaa Tukadzdzibaan".(Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?)

Labels: 0 comments | edit post
Artika Ningtyas
What can I do ? Ketika dunia disekitarku mulai berjalan sesuai visi misinya aku justru mengkhawtirkan sesuatu.Mereka mungkin terus maju hingga mereka lupa ada sesuatu yang terseok tertinggal di belakang, aku bukan berniat menghentikan langkah dan perjuangan,bagaimana tidak seorang anak manusia terenyuh ketika melihat orang-orang disekitarnya menjerit,meronta dengan suatu keadaan.Seolah-olah yang sedimikiaan harusnya mereka dapatkan kita gunakan,kita tertawa  diatas penderitaan orang.Andai siang tadi kalian ikut denganku masihkah kalian pro dengan apa-apa yang kalian lakukan.Terlalu angkuh memang,tapi menurutku ada sesuatu yang lebih baik dilakukan untuk menyikapi hal ini.Bukannya aku tidak setuju tapi menurtku hal sebesar ini akan lebih bermanfaat apabila  sampai ke tangan-tangan yang seharusnya membutuhkan.Entah sejak hari ini aku mulai tidak begitu tertarik.Jika hal ini dianggap sebagai FORMALISTAS atau tradisi aku setuju waktu selanjutnya untuk dihapuskan demi seorang nenek kelaparan yang ada di pinggir jalan,demi  kawan yang putus sekolah ,demi orang-orang yang lebih membutuhkan di sekitarku,demi ke produktifan.Kita hanya menjadi api ditengah perapian,atau bisa jadi memboroskan uang begitu mungkin sebagian orang bilang.
Labels: 0 comments | edit post