Tak ada gading yang
tak retak, yang bisa saya mengerti dari kalimat ini adalah bahwa tak ada gading
yang mulus tanpa retak, semua pasti ada cacatnya, dan ketika gading itu saya
ganti menjadi manusia, maka kalimatnya menjadi “tak ada manusia yang tak retak”
artinya bahwa tak ada manusia yang sempurna, apalagi saya, sangat jauh dari
sempurna :) maka ketika saya terlihat tanpa retak itu karena
ALLAH menutupi aib aib saya, ketika saya terlihat tanpa cacat itu karena ALLAH
menutupi kecacatan saya, ketika suara saya masih dipercaya itu karena ALLAH
menutupi dusta kecil yang terselip diantara jutaan kata yang keluar.
Saya pernah
mendengar dari guru mengaji saya bahwa “Kekurangan diri seorang mukmin
merupakan ujian bagi mukmin yang lain” iya kalimat itu benar, karena ketika
saya melihat kekurangan orang lain maka secara otomatis ujian bagi saya agar
tidak merasa bahwa diri saya lebih baik dari orang yang saya lihat, ketika
ke mall melihat si gemulai bercelana pendek, berkaos ketat maka saya akan
merasa lebih suci karena saya berjilbab, ini ujian pertama bahwa saya merasa
diri saya lebih baik, lebih suci, lebih takwa, padahal yang berhak
menilai saya lebih baik, lebih takwa itu adalah ALLAH, maka
dua dosa saya tampung, pertama dosa sombong dan kedua dosa mengambil
hak ALLAH dalam menilai hamba hambaNYA yang lain, duh sungguh hamba
macam apa yah saya ini :)
Nah, akhirnya saya
tersadar akan dua hal:
[1] ketika saya
terlihat indah itu karena ALLAH menutupi aib aib saya sehingga saya nampak
seperti gading yang tak retak, eh manusia yang tak retak :)
ke[2] ALLAH tidak
pernah ingkar janji, ketika saya mampu menutupi aib saudara saya maka ALLAH
akan menutup aib aib saya, dan ketika ALLAH sudah menutupi aib saya
jangan pula saya yang iseng membeberkan aib sendiri, bangga lagi sama dosa
…. parah banget deh kalo sampai ada yang gini :)
Gimana? setuju kan
bahwa tak ada manusia yang tak retak :)