Artika Ningtyas

Tak ada gading yang tak retak, yang bisa saya mengerti dari kalimat ini adalah bahwa tak ada gading yang mulus tanpa retak, semua pasti ada cacatnya, dan ketika gading itu saya ganti menjadi manusia, maka kalimatnya menjadi “tak ada manusia yang tak retak” artinya bahwa tak ada manusia yang sempurna, apalagi saya, sangat jauh dari sempurna :)  maka ketika saya terlihat tanpa retak itu karena ALLAH menutupi aib aib saya, ketika saya terlihat tanpa cacat itu karena ALLAH menutupi kecacatan saya, ketika suara saya masih dipercaya itu karena ALLAH menutupi dusta kecil yang terselip diantara jutaan kata yang keluar.
Saya pernah mendengar dari guru mengaji saya bahwa “Kekurangan diri seorang mukmin merupakan ujian bagi mukmin yang lain” iya kalimat itu benar, karena ketika saya melihat kekurangan orang lain maka secara otomatis ujian bagi saya agar tidak merasa bahwa diri saya lebih baik dari orang yang saya lihat, ketika ke mall melihat si gemulai bercelana pendek, berkaos ketat maka saya akan merasa lebih suci karena saya berjilbab, ini ujian pertama bahwa saya merasa diri saya lebih baik, lebih suci, lebih takwa, padahal yang berhak menilai saya lebih baik, lebih takwa itu adalah ALLAH, maka dua dosa saya tampung, pertama dosa sombong dan kedua dosa mengambil hak ALLAH dalam menilai hamba hambaNYA yang lain, duh sungguh hamba macam apa yah saya ini :)

Nah, akhirnya saya tersadar akan dua hal:
[1] ketika saya terlihat indah itu karena ALLAH menutupi aib aib saya sehingga saya nampak seperti gading yang tak retak, eh manusia yang tak retak :)
ke[2] ALLAH tidak pernah ingkar janji, ketika saya mampu menutupi aib saudara saya maka ALLAH akan menutup aib aib saya, dan ketika ALLAH sudah menutupi aib saya jangan pula saya yang iseng membeberkan aib sendiri, bangga lagi sama dosa …. parah banget deh kalo sampai ada yang gini :)

Gimana? setuju kan bahwa tak ada manusia yang tak retak :)

Labels: edit post
0 Responses

Post a Comment