What can I do ? Ketika dunia disekitarku mulai berjalan sesuai visi misinya aku justru mengkhawtirkan sesuatu.Mereka mungkin terus maju hingga mereka lupa ada sesuatu yang terseok tertinggal di belakang, aku bukan berniat menghentikan langkah dan perjuangan,bagaimana tidak seorang anak manusia terenyuh ketika melihat orang-orang disekitarnya menjerit,meronta dengan suatu keadaan.Seolah-olah yang sedimikiaan harusnya mereka dapatkan kita gunakan,kita tertawa diatas penderitaan orang.Andai siang tadi kalian ikut denganku masihkah kalian pro dengan apa-apa yang kalian lakukan.Terlalu angkuh memang,tapi menurutku ada sesuatu yang lebih baik dilakukan untuk menyikapi hal ini.Bukannya aku tidak setuju tapi menurtku hal sebesar ini akan lebih bermanfaat apabila sampai ke tangan-tangan yang seharusnya membutuhkan.Entah sejak hari ini aku mulai tidak begitu tertarik.Jika hal ini dianggap sebagai FORMALISTAS atau tradisi aku setuju waktu selanjutnya untuk dihapuskan demi seorang nenek kelaparan yang ada di pinggir jalan,demi kawan yang putus sekolah ,demi orang-orang yang lebih membutuhkan di sekitarku,demi ke produktifan.Kita hanya menjadi api ditengah perapian,atau bisa jadi memboroskan uang begitu mungkin sebagian orang bilang.
Seperti koalase kenangan yang di cairkan waktu.Layaknya memutar mundur film
,sedikit demi sedikit perlahan menuju bagian awal.Dan seperti sensor yang
bekerja otomatis memindai barang-barang yang entahlah seperti apa
bentuknya.Mulailah otakku mengotak atik kejadian-kejadian masa lalu.Dari
sesuatu yang bisa bikin jungkir balik ataupun yang bikin setres setengah
hidup,dari rasa sakit yang tidak terperi sampai bahagia yang tak bertepi.Dari
ranah fikiran menjadikan manusia nocturnal atau apalah,banyak yang terjadi.Dan
ketika semua satu persatu menjadi bagian dari hari-hari sangat susah memang
melepas kebiaasaan.Bagaimana bisa aku terbiasa meminum air mineral setiap hari
namun tidak untuk kali ini(ibaratnya).Tentang visual yang tak mencerminkan isi
hati misalnya.Memang ada sesuatu yang harus aku sembunyikan dan hanya aku saja
yang berhak mengetahui.Sebenarnya aku tidak beda jauh dari kalian kalau soal
wanita yang bisa dibilang sensitif.Kalau kalian bisa berderu membuang air mata
karna masalah yang tak kunjung pergi darimu misalnya aku juga bisa begitu
hanya saja Aku lebih suka diam menyimpan masalahku dan menebar
senyum,biarkan orang lain tak ikut merasakan apa yang aku rasakan.sudah lah tak
perlu ada yang di cemaskan,aku akan baik-baik saja.
Demikian aku mengawali dengan rasa Ikhlas aku serahkan apapun yang terjadi
Atas sangkaan,atas hujatan atas kebencian,Aku tidak sedang mengotak-atik angka alphabet dalam mainan kotak kecil milik anak usia 2 tahun, kalian bisa berfikir dan menyadari.
Aku tidak merengek meminta kalian mendengerkan,aku bukan anak kecil yang menangis karena sebatang permen.''Terserah'' kata terakhir yang bisa aku ucapkan aku ikhlas atas apa-apa yang di sangkakan.Tapi setidaknya jika kalian ingin dimengerti pekalah terhadap semua keadaan.Apakah aku harus mengayunkan tamparan keras dengan berucap 'bagaimana dengan anda'?
Bukan berarti aku marah aku hanya ingin mengkondisikan sesuatu tepatnya jika anda berada di titik terabsyal atau sudut terpojok.Apapun yang kalian sangkakan apapun itu berfikirlah sebelum berucap,sebelum menyakiti perasaan orang lain.
Kita tidak pernah tau seberapa besar niat orang untuk berubah.Jadi apapun yang terjadi siapapun yang berbicara denganmu tolong ''Dihargai" .Lalu sekiranya ada masa aku pernah membuat kesalahan sedia sangat aku memita maaf,sekarang juga.
Ku rasa tidak ! ini hanya konspirasiku,karna hanya dirasa,takut salah menempatkan,biarkan dia terbang bersama embun yang tak tertahan di tempatku berpijak .Karna apa ? Karna yang menurutku baik,belum tentu menurut-Nya
Bukan . . . !!! seharusnya jangan tanyakan ini rasa apa,aku tidak sedang merasakan sesuatu.Hanya saja detik ini semua menjadi hambar,suasana hati yang entah kenapa akhir-akhir ini selalu tercecer dan tidak dapat dipungut kembali,sepertinya aktifitas yang begitu-begitu saja yang benar-benar menjadikan otak lumpuh,Atau bisa jadi aku yang terlalu tidak menyukai hal-hal semacam ini. Kenapa tidak dari dulu saja aku memilih apa-apa yang disuka,bermain tehnologi misalnya,bukan berkutat dengan tumpukan perkamen dan buku bilingual.Sekali lagi Aku Lelah
Sekali Lagi hanya yang tampak saja rasanya yang terlihat begitu damai,biasalah naluri wanita selalu menyembunyikan rana dibalik suara ! Walaupun sebenarnya kapasitas getaran dan harmoni tak seirama tapi dia terkesan senada
sekali lagi,naluri wanita Bisa merasakan apa yang tidak bisa orang lain klarifikasikan,bisa menyembunyikan eksplorasi terterntu.Bekerja otomatis layak nya mesin pencetak permen.Ahh tapi tak semuanya,ada saja yang berbeda lebih tepatnya Tergantung INDIVIDU mungkin ?